Minggu, 17 Mei 2009

TUTORIAL PENGATURAN MICROSOFT WORD 2003

TUTORIAL PENGATURAN MICROSOFT WORD 2003


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Dasar-Dasar Teknologi dan Informasi
Semester Genap tahun Akademik 2008/2009








Oleh
Kelas G-2
Moch Arief Wisuda Y. (0811210050)
Muh.Iskandar Z (0811243085)
M. Mahbub Adi N. (0811223042)
Norrohman Jailani (0811230063)








FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2009
LANGKAH-LANGKAH :

1.Buka program Microsoft Office Word 2003, kemudian buat halaman baru dengan memilih New pada toolbar-file-new.








Sebelumnya, atur paragraph dengan rata kanan kiri terlebih dahulu dengan mengklik lambang justify, dan atur spasi paragrafnya dengan cara pilih Format-paragraf-indents and spacing-line spacing= 1.5 lines,OK.





























Jenis huruf bebas, dan pada tutorial ini digunakan Times New Roman ukuran 12









Membuat template Kata Pengantar, Daftar isi, Daftar tabel, daftar gambar, dan isi dengan menyisipkan page break dengan urutan sebagai berikut: Kata Pengantar-insert page break-break OK. Begitu seterusnya untuk membuat template yang lain kecuali setelah Daftar Gambar: daftar Gambar-insert-beak-next page,OK baru diisi dengan template isi.




























Mulai mengetik isi. Tiap mulai paragraf baru, gunakan tombol tab hingga terdapat jarak 1 tab secara otomatis hingga menjadi seperti gambar di bawah ini:


















Membuat tabel, klik tabel pada toolbar-insert-table. Sesuaikan jumlah columns (arah kanan tabel/kolom) dan rows (arah bawah tabel/baris)









































Untuk memasukkan gambar, pilih insert-picture-,misal from file, pilih lokasi datanya. Beri keterangan gambarnya juga untuk kepentingan daftar gambar serta atur letaknya, rata tengah (center).



Membuat style pada bab dan subbab. Bab. Terlebih dulu pilih Format-style and formatting. Pilih new style.














Pastikan isiannya sesuai dengan yang dilingkari merah di bawah ini. OK

Pada setiap bab termasuk 4 halaman pertama, blok, plih style Bab sehingga tampak menjadi:



Pada Subbab, sama langkahnya dengan membuat style pada bab, hanya pengaturannya sesuai dengan yang dilingkari merah di bawah ini. OK:



Sama dengan langkah sebelumnya (11), pada setiap Subbab, blok setiap subbab dan pilih style subbab.


Untuk style Gambar, buat new style juga seperti langkah 15, dengan isian. OK :

Blok setiap keterangan gambar, dan pilih style Gambar.






Untuk style tabel, pilih format-style and formatting-New style, dengan isian sebagai berikut:

blok setiap keterangan table dan pilih style Tabel.


Pemberian halaman. Khusus pada halaman selain isi, akan diberi i,ii,...dst. pilih View-header and Footer.

Arahkan kursor (klik dobel) ke footer section pada bagian kata pengantar, kemudian pilih Format Page Number dan sesuaikan isiannya seperti pada gambar lalu, OK, insert page number. Untuk merapikan, bisa diratakan ke kanan (Align Right).
Format Page Number
isiannya

Insert Page Number

Kemudian, putus hubungan 4 halaman pertama dengan isi untuk diganti dengan format angka (1,2,3,4,…). Caranya, Klik dobel pada footer pada halaman Pendahuluan, Non aktifkan Link to Previous


Klik Format Page Number, isikan seperti ini, :


Membuat daftar isi. Letakkan kursor di halaman Daftar isi. Pilih insert-reference-index and tables.

Pilih/ isi yang dilingkari ini

pilih Options. Isi TOC Level Bab dan Subbab masing-masing 1. OK-OK.

Muncullah:

Membuat Daftar Tabel. Letakkan kursor di Daftar Tabel. Pilih insert-reference-index and tables. Pilih yang dilingkari ini:

Pada Options, Style isi dengan Tabel. OK-OK.

Muncullah:

Membuat Daftar Gambar. Letakkan kursor di Daftar gambar. Pilih insert-reference-index and tables. Pilih Table of figures sama seperti poin 24. pada options,style isi dengan Gambar.OK.OK. Jika muncul seperti ini, pilih No.


Akan muncul:

Catatan: Untuk setiap daftar, dapat diubah/ update dengan cara mengklik kanan pada bagian daftar. Pilih update field
Untuk data yang diubah dari isinya, pilih “update page numbers only” dan untuk mengubah kata-kata pada daftar, pilih “update entire table”.

SELAMAT MENCOBA

CONTOH











PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM



“JAKS”: MODEL ALTERNATIF AKSI MAHASISWA
DALAM MERESPON KEBIJAKAN PUBLIK

BIDANG KEGIATAN
PKM-GT






Diusulkan Oleh
MOCH. ARIEF WISUDA Y. (0811210050/ 2008)
JATI SEPUTRO (0811250032/ 2008)
TOMMY MAULANA (0610020112/ 2006)









UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji syukur kami curahkan atas kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, pertolongan, nikmat, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun karya tulis yang berjudul“JAKS: Model Alternatif Aksi Mahasiswa dalam Merespon Kebijakan Publik” ini dengan baik. Karya tulis ini penulis susun untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) Tahun 2009 di Universitas Brawijaya.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis tidak bisa mengerjakan semuanya tanpa adanya bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis bermaksud mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan karyab tulis ini, yaitu:
Prof. Dr. Ir. H. Darsono Wisadirana, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan bagi penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini dengan baik
Dr.Drs. Suryadi, M.S., selaku pembimbing yang yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan bantuan, bimbingan, pemikiran, motivasi, kritik, dan saran dengan penuh keikhlasan dan kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik
Orang tua kami yang telah memberikan dukungan moral, material, dan spiritual
Teman-teman Badan Riset Ilmu Sosial (BARIS) Universitas Brawijaya yang telah memberikan banyak motivasi
Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini sehingga tidak dapat disebutkan satu persatu
Namun, di dalam karya tulis ini masih terdapat kekurangan, tiada gading yang tak retak, oleh karena itu kami tunggu pembaca yang lebih kreatif daripada kami untuk kesempurnaan karya ini. Mudah - mudahan karya tulis ilmiah ini berguna bagi semuanya, amin.
Wa’alaikumsalam Wr. Wb.

PENULIS

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.. i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR.. iii
DAFTAR TABEL. iv
BAB I 1
PENDAHULUAN.. 1
Latar Belakang. 1
Gagasan Kreatif 2
Rumusan Masalah. 2
Tujuan Penulisan. 2
Manfaat Penulisan. 3
BAB II 4
TELAAH PUSTAKA.. 4
Mahasiswa dan Dinamikanya. 4
Kebijakan Publik. 5
Media Massa. 6
BAB III 7
METODE PENULISAN.. 7
Jenis dan Pendekatan. 7
Sumber Data. 7
Analisis Data. 7
BAB IV.. 9
ANALISIS DAN SINTESIS. 9
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pergerakan Mahasiswa. 9
Model Alternatif Aksi Mahasiswa “JAKS”. 9
BAB V.. 14
PENUTUP. 14
Kesimpulan. 14
Saran. 15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan analisis data. 7
Gambar 2 model JAKS I 10
Gambar 3 model JAKS II 11
Gambar 4 model JAKS III 12
DAFTAR TABEL

Tabel 1 metode. 7
Tabel 2 analisis. 9
Table 3 jaks. 12
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mahasiswa merupakan bagian masyarakat yang memiliki sifat kritis. Sehingga mahasiswa perlu turut serta dalam memperjuangkan aspirasi rakyat demi pembangunan suatu bangsa. Suasana negara yang tidak kondusif merupakan wahana bagi mahasiswa untuk bertindak dan menyuarakan aspirasi-aspirasinya di kalangan masyarakat untuk mengingatkan pemerintah agar setiap kebijakannya tidak bertentangan dengan hak-hak dan kepentingan masyarakat banyak. Kedudukan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dan agen perubahan sangat sensitif terhadap kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat.
Ketidakpuasan mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah diwujudkan dalam berbagai bentuk aksi unjuk rasa, seperti mogok makan, orasi di depan umum, demonstrasi, memblokir jalan. Aksi-aksi tersebut sebagai simbol penolakan atas kebijakan pemerintah yang diberikan pada masyarakat. Tujuannya untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai suatu kebijakan – kebijakan yang dijalankan pemerintah. Dan diharapkan masyarakat turut serta mendukung aksi-aksi mahasiswa.
Sedangkan keberadaan masyarakat dengan adanya aksi tersebut tidak terdapat koherensi. Masyarakat seakan tidak diperjuangkan oleh mahasiswa dan tidak memiliki kepentingan dengan aksi yang dilakukan mahasiswa. Bahkan akibat aksi yang dilakukan oleh mahasiswa justru mengganggu ketertiban dan kenyamanan masyarakat. Sebagai contohnya adalah pernyataan dari Melani Rahayu:
Saya membaca dan melihat berita dari media elektronik tentang aksi demo anti BBM yang diprakarsai para aktivis mahasiswa. Tetapi, saya melihat begitu mengerikan para pendemo yang mengatasnamakan demi kepentingan rakyat, mereka merusak pagar, mobil dan saling melempar batu. Bagaimana Polisi tidak geram melihat itu semua. Tugas polisi adalah mengamankan ketertiban umum, berarti polisi juga berhak mengamankan mahasiswa yang merusak milik umum. Karena banyaknya pendemo mahasiswa, Polisi tidak pandang bulu menangkap para pendemo itu. Polisi juga bingung mana yang mahasiswa mana yang preman.( www.okezone.com, diakses pada 9 Maret 2009)
Di Jogja misalnya, mahasiswa melakukan beberapa aksi, antara lain mereka melakukan unjuk rasa dengan memblokir pom bensin seperti yang terjadi di jalan Kusuma Negara dan pemblokiran jalan raya yang terjadi di Bantul. ( Gautama, dalam http://www.kotacepu.com/, diakses 11 Maret 2009)
Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengatakan:
Demo itu mewakili masyarakat, saya menilai positif tuntutan mahasiswa. Cuma akan lebih baik kalau dilakukan dengan damai, setiap kali tindakan anarkis melakukan pembakaran seperti merusak fasilitas, akan melunturkan simpati masyarakat dan itu merugikan perjuangan mahasiswa.(www.news.okezone.- com, diakses 12 Maret 2009)
Aksi unjuk rasa yang sebenarnya untuk rakyat kenyataannya tidak mendapat dukungan dari masyarakat. Hal ini terjadi akibat tidak adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan masyarakat dalam memperjuangkan satu tujuan. Maka dari sinilah perlu dilakukannya kajian yang dapat memberikan solusi yang tepat bagaimana seharusnya peran aktif mahasiswa dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat memdapat perhatian yang serius dari pemerintah. Dari alasan di ataslah yang melatarbelakangi pengambilan judul “JAKS: Model Alternatif Aksi Mahasiswa dalam Merespon Kebijakan Publik”.

Gagasan Kreatif
Gagasan yang kami angkat memberikan solusi kepada mahasiswa bersama masyarakat dalam sebuah aksi menuntut suatu kebijakan yang relevan. Aksi tersebut pada dasarnya harus melalui suatu tahapan-tahapan. Dalam proses mekanismenya untuk membangun suatu integritas antara mahasiswa dengan masyarakat. Dengan integritas yang kuat, kemudian disalurkan dalam bentuk aksi. Aksi tersebut dapat berwujud dengan berbagai bentuk dalam memperjuangkan aspirasi kepada pemerintah yang bersangkutan.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
a. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pergerakan mahasiswa?
b. Bagaimanakah model alternatif aksi mahasiswa yang efektif untuk merubah kebijakan publik pada saat ini?

Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan adalah:
a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pergerakan mahasiswa
b. Untuk memaparkan model alternatif aksi mahasiswa yang efektif untuk merubah kebijakan publik pada saat ini

Manfaat Penulisan
Dari penulisan karya tulis ilmiah ini, diharapkan mempunyai manfaat bagi banyak pihak, diantaranya :
1. Bagi Penulis
Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan sebuah gagasan yang tepat dalam sebuah tindakan yang berhubungan dengan sebuah organisasi massa. Di samping alasan tersebut, penulis berharap dapat memberikan pengetahuan penulisan karya tulis ilmiah yang benar.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kaum akademis dalam mengaspirasikan suara terhadap gejala publik. Dan dapat menjalankan sebuah mekanisme berdasarkan identitasnya.
3. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat luas yang memiliki aspirasi kepada pemerintah, dapat mengaspirasikannya melalui cara yang sistematis, terfokus dan menyampaikan aspirasi dengan cara yang tepat.


















BAB II
TELAAH PUSTAKA
Mahasiswa dan Dinamikanya
Mahasiswa merupakan bagian masyarakat yang memiliki bekal imajinasi, idealis, kreatifitas dan pengetahuan. Keberadaannya selalu diwarnai dengan gejolak kehidupan. Gejolak tersebut merupakan gambaran atas ketidakpuasan dan terdapatnya bekal-bekal soft skil-nya. Dan gejolak tersebut membutuhkan suatu wadah yang mampu untuk mengapresiasikan. Pengapresiasikan saat ini dapat berwujud berbagai aktifitas maupun berbagai pola pikir. Bagi sebagian mahasiawa seringkali lebih cenderung kepada suatu pola pikir yang dianggap benar dari yang diyakini. Adanya interaksi antara jiwa - jiwa yang memiliki pola pikir yang sama inilah menghasilkan rasa identitas satu perjuangan dengan mengarah kepada bekal-bekal tersebut. Terbentuknya suatu rasa identitas kebersaman tersebut, baik secara disengaja maupun tidak disengaja, pembentukan organisasi secara formal dapat berjalan dengan tujuan yang lebih sistematis.
Organisasi dapat terbentuk di lingkungan kampus mupun dari luar lingkungan kampus. Organisasi yang terbentuk di lingkungan kampus lebih tertuju pada kepentingan akademis dengan adanya pengawasan dari instansi akademik. Mekanisme yang dijalankan dalam organisasi kampus tersebut, merupakan hasil program akademik untuk menunjang pembelajaran. Pembelajaran ini, lebih menekankan pembelajaran mahasiswa dalam bersosialisasi dan berorganisasi yang diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan di masyarakat. Di samping berfungsi sebagai pembelajaran bagi mahasiswa, organisasi mahasiswa kampus juga berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan mahasiswa yang bersifat soft skill, hard skill maupun materi.
Sedangkan organisasi mahasiswa yang terbentuk dari luar lingkungan kampus menekankan kepada suatu pergerakan. Pergerakan tersebut adalah organisasi yang ingin mengadakan perubahan kepada lembaga-lembaga politik atau kepada suatu tatanan masyarakat baru (Budiardjo, 2005:162). Mahasiswa sebagai sosok idealis memiliki suatu pola pikir yang dianggap benar. Bahkan pemikirannya sering kali bertentangan dengan pola pikir organisasi maupun lembaga lainnya. Perbedaan pola pikir ini, di sisi lain memberikan peluang bagi mahasiswa yang memiliki persamaan pola pikir sebagai sarana sosialisasi dan pembentukan organisasi. Di dalam berorganisasi, setiap mahasiswa dapat memberikan buah pikirnya kepada rekan-rekan organisasi. Selain menghasilkan diskusi, juga menghasilkan rencana-rencana pergerakan yang kemudian di aplikasikan di lingkungan masyarakat. Walaupun dalam eksistensinya tidak lepas dari jaringan lingkungan kampus.
Tujuan reformasi yang sebenarnya yaitu merubah tatanan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Realitasnya hingga saat ini kondisi bangsa Indonesia semakin terpuruk dan dililit oleh berbagai macam permasalahan. Dalam bidang ekonomi misalnya, pemerintah dari berbagai rezim tidak berdaya untuk menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) atau sekedar tidak menaikkan harga BBM. Data terakhir menunjukkan pada masa pemerintahan Soesilo Bambang Yoedhoyono harga BBM naik kembali, bensin naik 87,5% dan minyak tanah185,7% ( http://www.malang.ac.id/, diakses 12 Maret 2009). Maka mahasiswa sebagai intelektual muda harus menyuarakan aspirasinya untuk membela masyarakat.
Kebijakan Publik
Kebijakan publik merupakan pokok bahasan yang sangat komplek. Segala aspek kehidupan bernegara lebih terfokus kepada kebijakan publik sebagai kebutuhan bersama. Segala upaya yang dilakukan pemerintah dalam kebijakan publik adalah sebagai usaha kebaikan bersama. Usaha pemerintah merupakan aspirasi atau permasalahan yang beredar di publik. Pemerintah dituntut untuk dapat memberikan penyelesaian permasalahan yang berada di masyarakat. Pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan demi tujuan-tujuan institusi terkait. Penentuan kebijakan publik tidak dapat lepas dari adanya peran pihak-pihak tertentu yang turut berperan dalam kehidupan bernegara. Suatu keputusan kebijakan turut serta mempengaruhi banyak pihak. Pengaruh kebijakn publik dapat berdampak positif maupun negatif. Bagi sebagian pihak yang merasa diuntungkan dengan adanya kebijakan publik, tentu banyak dukungan yang diberikan kepada pemerintah. Sedangkan suatu kebijakan yang memberikan respon merugikan banyak kalangan, mengakibatkan penolakan maupun tanggapan negatif terhadap pemerintah. Dipertegas oleh Heidenheimer et al.. (Parsons, 2006 : hal xi) mengenai studi kebijakan publik “bagaimana, mengapa,dan apa efek dari tindakan aktif (action) dan pasif (inaction) pemerintah”.
Kebijakan merupakan suatu sebuah proses yang terjadi di lingkungan kesatuan kehidupan.Terdapatnya permasalahan, respon, evaluasi, seleksi obsi kebijakan, imelementasi adalah siklus hidup suatu kebijakan. Keberadaannya dapat berawal dari sudut mana pun. Dan setiap sudut yang memulai dapat menghasilkan dampak kepada si pemulai. Kebijakan dapat dikatakan berawal dari terdapatnya suatu permasalahan yang berdampak kepada pihak lain yang ditekan. Pihak kedua inilah yang dituntut mengidentifikasi untuk memberikan repon dan solusi alternative. Sehingga pihak kedua harus mendefinisikan problem dan mengevaluasi opsi permasalahan.Dari tahapan kedua permasalahan dilanjutkan kepada pihak yang memiliki kekuasaan lebih tinggi dalam menentukan kebijakan publik. Pihak ketiga melakukan segala seleksi untuk dijadikan suatu kebijkan.Dalam seleksi kebijakan dapat pula terjadi arus freed back antara pihak satu dengan pihak lainnya.Setelah pengambilan keputusan dilakukan,kebijakan publik yang diimplementasikan kepada titikk problem awal, memberikan eavaluasi awal (May dan Wildavsky, dalam Parsons, 2006 : hal 79 )
Media Massa
Media massa dipandang punya kedudukan strategis dalam masyarakat. Ashadi Siregar (dalam Mutia:2008) memetakan tiga fungsi instrumental media massa, yaitu untuk memenuhi fungsi pragmatis bagi kepentingan pemilik media massa sendiri, bagi kekuatan-kekuatan ekonomi dan politik dari pihak di luar media massa, atau untuk kepentingan warga masyarakat. Media massa mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membangun masyarakat multietnik karena perannya yang sangat potensial untuk mengangkat opini publik sekaligus sebagai wadah berdialog antarlapisan masyarakat. Terkait dengan isu keragaman budaya (multikulturalisme), peran media massa seperti pisau bermata dua, berperan positif sekaligus juga berperan negatif.
Peran positif media massa berupa: (1) berkontribusi dalam menyebarluaskan dan memperkuat kesepahaman antarwarga; (2) pemahaman terhadap adanya kemajemukan sehingga melahirkan penghargaan terhadap budaya lain; (3) sebagai ajang publik dalam mengaktualisasikan aspirasi yang beragam. Peran negatif media massa dapat berujud sebagai berikut: (1) media memiliki dan kekuatan penghakiman sehingga penyampaian yang stereotype, bias, dan cenderung imaging yang tidak sepenuhnya menggambarkan realitas bisa nampak seperti kebenaran yang terbantahkan; (2) media memiliki kekuatan untuk menganggap biasa suatu tindakan kekerasan. Program-program yang menampilkan kekerasan yang berbasiskan etnis, bahasa dan budaya dapat mendorong dan memperkuat kebencian etnis dan perilaku rasis; (3) media memiliki kekuatan untuk memprovokasi berkembangnya perasaan kebencian melalui penyebutan pelaku atau korban berdasarkan etnis atau kelompok budaya tertentu. (http://www.indoskripsi.com/, dikses 24 Maret 2009)

BAB III
METODE PENULISAN
Jenis dan Pendekatan
Jenis penulisan yang digunakan adalah penulisan deskriptif yaitu jenis dalam penulisan yang menelaah tentang status kelompok suatu objek sehingga dapat dibuat suatu gambaran yang sistematis mengenai fakta – fakta, sifat – sifat hubungan antar kejadian yang dikaji. Sedangkan Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan kualitatif. Keutamaan penulisan kualitatif adalah suatu penulisan yang menekankan pada upaya untuk mendekati data dan memiliki kekhasan dalam pemahaman data secara mendalam dengan penekanan pada intepretasi. (Chad Wick, dalam Fachris, 2002 : 85)
Tabel 1 metode










Sumber Data
Data yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah data sekunder. Data sekunder yang kami gunakan dalam penulisan karya tulis ini bersumber dari buku-buku, jurnal, artikel surat kabar, dan website di internet yang berkaitan dengan permasalahan aksi unjuk rasa mahasiswa.

Pengumpulan
Data

Revisi DataAnalisis Data
Reduksi
Data

Analisis
Data

Penyajian Data



Kesimpulan

Penulisan



Gambar 1. Bagan analisis data
Langkah pertama adalah melakukan pengumpulan data, kemudian merevisi atau memilih keabsahan data yang ideal. Maksudnya data yang cocok akan dipergunakan dan data yang tidak cocok akan disisihkan. Kemudian dilanjutkan dengan mereduksi data, dengan cara data yang terkumpul dikelompokkan menurut kategori masing – masing. Setelah itu dilakukan analisis data. Dalam hal ini, konsep dan teori yang telah diuraikan di atas dapat dijadikan sebagai perangkat bantu analisis dalam memecahkan permasalahan pada rumusan masalah. Data yang telah terkumpul, direvisi, direduksi, dan dianalisis, kemudian disajikan dalam bentuk uraian naratif. Dan yang terakhir adalah tahap penulisan. Seluruh data yang telah disimpulkan akan ditulis ke dalam suatu karya tulis yang sesuai dengan sistematika penulisan karya tulis ilmiah.






























BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pergerakan Mahasiswa
Pergerakan mahasiswa tidak bisa bergerak secara individu. Aksi mahasiswa harus dijalankan dengan terorganisir dan sistematis. Tanpa adanya kerjasama, tujuan yang jelas dan faktor pendorong, pergerakan mahasiswa tidak berjalan optimal.
Tugas seorang kaum intelektual muda tidak hanya berorientasi kepada edukasi saja, tetapi juga sebagai pelopor pembela rakyat sebagai tanggung jawab moral kepada bangsa, dan salah satu caranya ialah melakukan perlawanan.( Gautama, dalam http://www.kotacepu.com/, diakses 11 Maret 2009)
Tabel 2 analisis











Sebagai contohnya adalah keberhasilan mahasiswa menumbangkan rezim orde baru yang tidak terlepas dari format gerakan mahasiswa yang dijalankan. Menurut Saleh faktor-faktor yang mendukung keberhasilan gerakan mahasiswa saat itu adalah :
1. Adanya soliditas dan solidaritas di antara semua elemen gerakan. sehingga gerakan yang disebabkan oleh pebedaan visi dan misi ideologis tidak tampak walaupun tiap-tiap elemen gerakan membawa warna bendera sendiri-sendiri.
2. Adanya musuh bersama (common Enemy) yaitu orde baru dan Soeharto yang menjadi sasaran bersama.
3. Pemerintah sedang dilanda krisis ekonomi sehingga rakyat merasakan penderitaan akibatnya mobilisasi massa gampang dilakukan karena isu-isu yang introdusir kehadapan publik sangat menyentuh persoalan-persoalan elementer yang sedang dirasakan rakyat. Karena itu dukungan rakyat terhadap perjuangan mahasiswa sangat signifikan. (http://www.salehawal.co.nr/, diakses 12 Maret 2009)

Model Alternatif Aksi Mahasiswa “JAKS”
Memasuki era reformasi dirasakan gerakan mahasiswa mulai melemah dari sisi kualitas maupun kuantitas gerakan. Dari segi kuantitas gerakan melalui mobilisasi massa misalnya sudah sangat berkurang, begitupun kualitas wacana yang diimunculkan banyak yang tidak subtansial dan tidak menyentuh kebutuhan dasar rakyat. Dengan melihat faktor soliditas dan solidaritas antara semua elemen gerakan serta faktor common enemy sebagai pendorong utama dalam keberhasilan gerakan mahasiswa. Penulis mengajukan formula baru untuk gerakan mahasiswa agar lebih diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah.
Berikut ini adalah Model Alternatif Aksi Mahasiswa “JAKS”:
(1) Model alternatif aksi mahasiswa “JAKS” I




Gambar 2 model JAKS I
(a) Mahasiswa mencari dukungan masyarakat dengan cara melalui suatu kelompok yang relevan, yaitu kelompok yang berpotensi dirugikan oleh suatu kebijakan. Setelah kelompok terkait ditemukan, mahasiswa melakukan kontak dengan pihak-pihak yang memiliki kekuasaan maupun wewenang sebagai jalan sosialisasi kepada kelompok. Di sini, Mahasiswa berusaha meyakinkan perlunya sebuah kerjasama antara mahasiswa dan kelompok tertentu atas respon sebuah kebijakan.
Setelah kelompok itu berhasil diyakinkan dengan program-program mahasiswa, mahasiswa memberikan informasi tentang pertemuan dengan anggota kelompok terkait. Mahasiswa memberikan penjelasan mengenai dampak positif dan negatif kebijakan pemerintah, dimana kebijakan pemerintah lebih banyak memberikan dampak negatif terhadap kelompok terkait. Secara tidak langsung mahasiswa memberikan penjelasan bahwa kelompok tersebut harus berkoalisi dengan mahasiswa demi mencapai tujuan dari masing-masing pihak. Mahasiswa memiliki tujuan idealisme, menentang segala kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat. Sedangkan kelompok yang mengatasnamakan masyarakat bertujuan menuntut hak sebagai warga negara. Dalam diskusi antara mahasiswa dan masyarakat tersebut muncul interaksi saling menganalisis kebijakan publik.
(b) Mahasiswa mencari dukungan dari media massa. Mahasiswa memberikan promosi sebuah aksi besar yang dapat menimbulkan polemik besar dalam masyarakat, dan aksi tersebut berkaitan dengan peran media massa (lihat BAB II, peran positif media massa nomor 3). Di sisi lain, media massa yang memiliki kepentingan bisnis harus diyakinkan oleh mahasiswa aksi tersebut memiliki peluang besar dalam dunia berita. Segala aksi yang dilakukan mahasiswa bersama masyarakat adalah sebuah aksi head line yang menyangkut kebijakan publik dan kredibilitas pemerintah dalam menjalankan tugasnya. Dengan demikian, terdapat berita berimbang antara polemik yang ditimbulkan mahasiswa bersama masyarakat dengan tanggapan pejabat.
Di sini liputan media massa harus tetap berjalan secara konsisten, tidak hanya dalam satu gebrakan aksi (seporadik). Namun menjadi berita bersambung hingga menghasilkan kebijakan yang baru. Pers sebagai pihak yang memiliki peran dilibatkan pula dalam pertimbangan sebuah aksi yang dapat menimbulkan reaksi yang besar di kalangan publik.
(c) Mahasiswa menjalankan sebuah aksi dengan segala dukungan masyarakat. Aksi tersebut ditujukan kepada pejabat terkait dalam studi kebijakan. Masyarakat dan mahasiswa terus menuntut sebuah kebijakan hingga kebijakan yang diharapkan terpenuhi.

(2) Model alternatif aksi mahasiswa “JAKS” II







Gambar 3 model JAKS II

(a) Mahasiswa menjalin relasi dengan masyarakat seperti yang tertera pada Jaks I.
(b) Mahasiswa mencari dukungan dari media massa seperti yang tertera pada Jaks I.
(c) Mahasiswa bersama masyarakat melakukan aksi debat dengan pejabat terkait. Mencari kesepakatan bersama sebuah kebijakan yang dapat diterima oleh sebagian besar individu dari berbagai pihak. Dalam aksi debat, media massa turut serta meliput sebagai laporan kepada publik. Acara debat tersebut diharapkan dapat dikembangkan atau melebar dengan berkonfirmasi kepada pihak-pihak yang bersangkutan. Sehingga menimbulkan tekanan publik terhadap kebijakan yang dianggap merugikan masyarakat. Tujuan dari dialog tersebut adalah mencari penyelesaian dengan menjunjung nilai-nilai moral dan akademis, tanpa harus aksi turun jalan dengan demonstrasi, memblokir jalan, membuat kerusuhan, anarkis maupun penjarahan yang justru menjauhkan mahasiswa dengan masyarakat.
(3) Model alternatif aksi mahasiswa “JAKS” III
(a) Mahasiswa menjalin relasi de ngan masyarakat seperti yang tertera pada Jaks I ataupun Jaks II.





Gambar 4 model JAKS III

(b) Mahasiswa mencari dukungan dari media massa seperti yang tertera pada Jaks I ataupun Jaks II.
(c) Mahasiswa bersama masya rakat melakukan diskusi dengan mengundang ahli kebijakan publik. Mahasiswa mengundang seorang pengamat atau ahli dari perguruan tinggi ataupun instansi tertentu untuk memberikan analisis kebijakan publik yang berkaitan. Kepentingan dari seorang ahli adalah mengaktualissikan diri dengan menerapkan segala kemampuan akademiknya di lapangan dan sebagai kepentingan akademik lainnya, baik studi kasus maupun penelitian. Sehingga sebuah kritisi mahasiswa dengan masyarakat diperkuat oleh analisa ahli yang terkait.
Dalam diskusi tersebut akan dihasilkan polemik-polemik atas kebijakan pemerintah bersama pejabat yang terkait. Di sisi lain media massa memperjelas polemik anatara pemerintah dan mahasiswa bersama elemen masyarakat.
(d) Dilakukan tantangan debat yang dihadiri mahasiswa, masyarakat, ahli dan pejabat sebagai klimaks polemik. Sehingga kredibilitas pemerintah yang dipertaruhkan dalam kebijakan publik.
Table 3 jaks












Ketiga model alternatif Jaks di atas memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah bentuk pergerakan mahasiswa dan masyarakat yang terorganisir, sehingga dalam pergerakan di lapangan atau aksinya berjalan sistematis dan memiliki sasaran yang jelas. Aksi tersebut turut serta berperan dalam menjaga ketertiban masyarakat dengan aksi yang menjauhi bentuk-bentuk anarkis serta menjunjung nilai-nilai akademik, sesuai dengan identitas mahasiswa sebagai kaum intelektual. Sedangkan kelemahannya adalah belum dapat ditentukannya batas polemik berlangsung dan terdapatnya bentuk-bentuk money playing dalam mekanisme media massa karena media massa memilikmi kepentingan bisnis.
Ketiga model di atas, mahasiswa sebagai kaum terpelajar harus mampu memperhitungkan dampak dari aksi yang dilakukannya. Dampak yang paling penting dari aksi mahasiswa adalah timbulnya simpati dan dukungan dari masyarakat. Suatu aksi mahasiswa tidak akan pernah berhasil mencapai tujuannya tanpa adanya simpati dan dukungan dari masyarakat.
Proses pencapaian perubahan sosial melalui gerakan sosial adalah perjuangan antara gerakan dan pemegang kekuasaan dari hati, pikiran, dukungan (persetujuan) masyarakat umum. (Moyer, 2004:13)
Sebuah aksi antara mahasiswa yang didukung masyarakat dapat berjalan dengan lebih akurat, apabila dilakukan dengan media massa, baik cetak suara, maupun televisi. Media massa pulalah yang menjadi penyambung lidah antara semua elemen yang dilibatkan, baik mahasiswa, masyarakat, pemerintah, elemen yang lain.













BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam penulisan ini adalah:
Pergerakan mahasiswa tidak bisa bergerak secara individu. Aksi mahasiswa harus dijalankan dengan terorganisir dan sistematis. Tanpa adanya kerjasama, tujuan yang jelas dan faktor pendorong, pergerakan mahasiswa tidak berjalan optimal. Sebagai contohnya adalah keberhasilan mahasiswa menumbangkan rezim orde baru yang tidak terlepas dari format gerakan mahasiswa yang dijalankan. Yaitu karena adanya soliditas dan solidaritas semua elemen gerakan, adanya musuh bersama yang menjadi sasaran utama, dan saat itu pemerintah sedang dilanda krisis ekonomi, sehingga mobilisasi massa mudah dilakukan.
Memasuki Era Reformasi dirasakan gerakan mahasiswa mulai melemah dari sisi kualitas maupun kuantitas gerakan. Setiap masa, terjadi perbedaan dalam melancarkan strategi gerakan. Seperti Era Reformasi ini, jika dulu mahasiswa bisa sukses dalam aksi turun jalan. Saat ini aksi seperti itu justru kurang efektif, masyarakat banyak dirugikan karena banyak aksi anarki yang dilakukan mahasiswa saat turun jalan. Dengan melihat faktor soliditas dan solidaritas antara semua elemen gerakan serta faktor common enemy sebagai pendorong utama dalam keberhasilan gerakan mahasiswa. Penulis mengajukan formula baru untuk gerakan mahasiswa agar lebih diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah. Penulis menamakannya model alternatif aksi mahasiswa “JAKS’. Ketiga model alternatif Jaks memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah bentuk pergerakan mahasiswa dan masyarakat yang terorganisir, dan memiliki sasaran yang jelas. Aksi tersebut turut serta berperan dalam menjaga ketertiban masyarakat, menjauhi anarkis serta menjunjung nilai-nilai akademik. Sedangkan kelemahannya adalah belum dapat ditentukannya batas polemik berlangsung dan terdapatnya bentuk-bentuk money playing dalam mekanisme media massa karena media massa memiliki kepentingan bisnis. Dari ketiga model tersebut yang terpenting dari aksi mahasiswa adalah timbulnya simpati, dukungan dari masyarakat dan media massa.




Saran
Tujuan paling utama dari penulisan ini adalah memberikan saran-saran kepada seluruh lapisan masyarakat agar merubah perilaku yang belum sesuai agar menjadi bermanfaat. Saran-saran dalam penulisan ini ditujukan kepada :
1. Mahasiswa harus menghindari aksi unjuk rasa yang justru menjauhkan dari dukungan masyarakat. Mahasiswa harus melibatkan masyarakat dalam melakukan aksi. Mahasiswa sebagai agent of change harus memberikan contoh kepada masyarakat tentang cara-cara mengemukakan pendapat dengan baik dan benar, sehingga diharapkan masyarakat juga dapat lebih kritis terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan masyarakat. Selain itu, mahasiswa agar lebih intensif dalam mengkritisi kebijakan pemerintah. Sehingga pemerintah segera berbenah jika kebijakannya dinilai merugikan kepentingan umum.
2. Pemerintah, dalam setiap kebijakannya harus untuk kesejahteraan masyarakatnya. Pemerintah harus mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
3. Pihak media massa harus menjunjung tinggi kode etik wartawan. Memberitakan peristiwa sesuai yang terjadi. Dan menjauhi berita-berita yang dapat menjadi bahan provokasi.
4. Masyarakat agar memberikan dukungan pada mahasiswa dalam mencermati kebijakan pemerintah. Sehingga unjuk rasa yang dilakukan lebih efektif.

2 komentar:

  1. tulisannya bagus, untuk referensi saya. thanks.
    ada apa dengan www.fokusbelajar.co.cc

    BalasHapus
  2. hihihi, sama2 semoga bermanfaat.
    lama tak saya buka :)

    BalasHapus